Jumat, 18 September 2015

sindrom prader willy



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Sindrom Prader-Willi (PWS) adalah kelainan genetik yang kompleks, disebabkan oleh kurangnya ekspresi gen pada kromosom dari ayah mewarisi 15q11.2-Q13. Manifestasi klinis utama dari PWS termasuk hypotonia dengan lemah mengisap dan makan yang buruk pada masa bayi menyebabkan kegagalan untuk berkembang, dengan perkembangan selanjutnya dari hyperphagia. Gambaran klinis lainnya termasuk keterlambatan perkembangan, cacat kognitif, dan masalah perilaku, khususnya keras kepala, perilaku obsesif-kompulsif, dan kulit memetik. Banyak dari manifestasi klinis dapat dijelaskan oleh disfungsi hipotalamus, termasuk hyperphagia, ketidakstabilan temperatur, ambang nyeri yang tinggi, tidur gangguan pernafasan dan beberapa kelainan endokrin, ini termasuk kekurangan hormone pertumbuhan, hipogonadisme, hipoteroidisme, dan komplikasi obesitas seperti diabetes mellitus tipe 2. Disfungsi hipotalamus juga menimbulkan variabel insufficiencies hormon hipofisis. Dengan peningkatan pengakuan dan ketersediaan metodologi pengujian, PWS sedang didiagnosis lebih dini, sering dalam beberapa bulan pertama kehidupan.
 Diagnosis dini, yang memungkinkan untuk akses lebih awal ke sumber daya pembangunan, hormon pertumbuhan manusia terapi rekombinan (hGH), dan bimbingan antisipatif, telah meningkatkan kesehatan dan perkembangan jangka panjang hasil dari anak-anak dengan PWS . Beberapa pedoman klinis yang sangat baik telah diterbitkan pada manajemen komprehensif PWS.
1.2  Tujuan
1.      Utuk mengetahui pengertian tentang penyakit sindrom prader willy.
2.      Agar pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud penyakit sindrom prader willy
3.      Untuk memenuhi tugas yang diberikan.

1.3  Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud pengertian sindrom prader willy?
2.       Bagaimana sejarah sindrom prader willy?
3.      Apa penyebab sindrom prader willy?
4.      Apa gejala penyakit sindrom prader willy?
5.      Bagaimana kebutuh gizi seseorang yang terkena sindrom prader willy?
6.      Berapa neuro kognitif seseorang yang terkena sindrom prader willy?
7.      Bagaimana cara pemeriksaan penyakit sindrom prader willy?
8.      Bagaimana pengobatan penyakit sindrom prader willy?
















Bab II
ISI
2.1 Pengertian penyakit sindrom prader willy
Suatu penyakit gangguan genetik yang sangat langka, di mana tujuh gen (atau beberapa subset darinya) pada kromosom 15 yang hilang atau terpendam (kromosom 15q penghapusan parsial) pada kromosom ayah dan gen OCA2. Atau disebabkan oleh kurangnya ekspresi gen pada kromosom dari ayah mewarisi 15q11.2-Q13. Anak-anak dengan sindrom ini akan dilahirkan dengan sakit-sakitan, memiliki kontrol otot yang lemah dan memiliki berat badan di bawah normal pada awalnya. Selain itu  Prader Willy sindrom juga disebabkan oleh hilangnya fungsi gen di daerah tertentu pada kromosom 15. Orang-orang biasanya mewarisi satu salinan kromosom ini dari setiap orangtua. Beberapa gen diaktifkan (aktif) hanya pada salinan yang diwariskan dari seorang ayah (the paternal copy). Aktivasi gen orangtua ini spesifik disebabkan oleh fenomena yang disebut imprinting genomic. Sebagian besar kasus sindrom Prader-Willi (sekitar 70%) terjadi ketika segmen dari kromosom ayah 15 dihapus dalam setiap sel.
2.2 Sejarah penyakit sindrom prader willy
            Sindrom ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1956 oleh oleh Andrea Prader, Heinrich Willi, Alexis Labhart, Andrew Ziegler, dan Guido Fanconi dari Swiss. Insiden PWS adalah antara 1 dalam 10.000 dan 1 dalam 15.000 kelahiran hidup. Ada lebih dari 400.000 orang yang hidup dengan PWS di seluruh dunia.
2.3  Penyebab sindrom prader willy
Ø  Hilangnya fungsi gen di daerah tertentu pada kromosom 15.  Di antaranya adalah gen yang menyediakan instruksi untuk membuat molekul yang disebut RNA nukleolus kecil (snoRNAs). Molekul-molekul ini memiliki berbagai fungsi, termasuk membantu untuk mengatur jenis lain dari molekul RNA. (Molekul RNA memainkan peran penting dalam memproduksi protein dan dalam kegiatan sel lain.) Penelitian menunjukkan bahwa kehilangan dari kelompok gen tertentu snoRNA, yang dikenal sebagai cluster SNORD116, mungkin memainkan peran utama dalam menyebabkan tanda-tanda dan gejala Prader-Willi sindrom. Namun, tidak diketahui bagaimana cluster SNORD116 hilang dapat memberikan kontribusi untuk cacat intelektual, masalah perilaku, dan fitur fisik gangguan tersebut.
Pada beberapa orang dengan sindrom Prader-Willi, hilangnya gen yang disebut OCA2 dikaitkan dengan warna kulit dan rambut yang luar biasa berwarna terang. Gen OCA2 terletak pada segmen kromosom 15 yang sering dihapus pada orang dengan gangguan ini. Namun, hilangnya gen OCA2 tidak menyebabkan tanda-tanda lain dan gejala Prader-Willi sindrom. Protein yang dihasilkan dari gen ini membantu menentukan pewarnaan (pigmentasi) kulit, rambut, dan mata.
Sebagian besar kasus prader willy sindrom tidak diwariskan, disebabkan penghapusan pada gen kromosom 15 paternal atau dengan maternal disomy unipaternal. Perubahan genetic terjadi karena kejadian acak pada saat pembentukan awal embrio. Orang yang terkena biasanya tidak memiliki riwayat atau kelainan dalam keluarga mereka. Jarang sekali, suatu perubahan genetic yang menjadi tanggung jawab untuk prader willy sindrom dapat diwariskan. Sebagai contohnya, adalah perubahan genetic yang abnormal dengan menginaktivasi pada gen kromosom 15 paternal yang diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Ø Hilangnya fungsi Hipotalmus
adalah suatu keadaan otak yang tidak bisa berfungsi secara normal.
Ø Hilangnya fungsi Kelenjar pituitary
Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis terletak pada dasar otak besar. Kelenjar pituitari merupakan kelenjar utama yang menghasilkan bermacam-macam hormon dan mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar pituitari (hipofisis) disebut kelenjar pengendali (master of gland). Kelenjar pituitari (hipofisis) dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah dan bagian posterior.

Pituitary bagian anterior
No
Hormon yang Dihasilkan
Fungsi
1
Somatotrophic Hormone (STH) atau hormon pertumbuhan
Mengendalikan pertumbuhan tubuh, kelebihan hormon ini mengakibatkan pertumbuhan raksasa, sedangkan kekurangan hormon ini mengakibatkan kekerdilan.
2
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) atau hormon perangsang tiroid
Mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroksin.
3
Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH)
Mengendalikan kegiatan kelenjar adrenal dalam menghasilkan glukokortikoid.
4
Follicle Stimulating Hormone (FSH) atau hormon perangsang pembentuk folikel
Wanita: mengatur perkembangan ovarium (pemasak folikel)
Pria: mengatur perkembangan testis dan spermatogenesis.
5
Lutenizing Hormone (LH)
Wanita: mempengaruhi ovulasi dan membentuk korpus luteum.
Pria: mengatur sekresi dari hormon testosterone dan aldosteron pada testis.
6
Hormon prolaktin (PRL)
Mempengaruhi pertumbuhan kelenjar air susu.
7
Melanocyte Stimulating Hormon
Menyintesis melamin (pigmen warna).
8
Antidiuretic Hormon (ADH)
Mencegah urin terlalu banyak.

Pituitary bagian posterior
  • Hormon antidiuretik (ADH) berfungsi mengatur kadar air dalam tubuh melalui pembentukan urin dan mencegah pengeluaran urin yang terlalu banyak.
·         Hormon oksitosin berfungsi untuk kontraksi otot dalam proses kelahiran.


Pituitary bagian anterior
Kelenjar pituitari bagian tengah (intermediat) menghasilkan Melanosit Stimulating Hormon (MSH) yang berfungsi untuk menaikkan pigmentasi kulit (warna kulit). Hormon pituitary bagian intermediate ini juga banyak di jumpai pada beberapa jenis hewan.
2.4  Gejala penyakit sindrom prader willy
Pada bayi, sindrom Prader-Willi memiliki gejala sebegai berikut:
      Rendahnya kemampuan tonus otot atau otot istirahat
      Fitur wajah berbeda, mata berbentuk almond, penyempitan kepala, bibir atas tipis dan kesulitan mengisap.
      Gagal tumbuh.
      Kurangnya koordinasi mata.
      Kurangnya respons terhadap rangsangan.
Gejala sindrom Prader-Willi biasanya akan tampak jelas pada usia 1 sampai 4 tahun. Pada awal masa anak-anak, sindrom Prader-Willi memiliki gejala sebegai berikut:
·           Nafsu makan yang tak terpuaskan dan selalu lapar, sehingga dapat menaikkan berat badan dengan cepat.
·           Perkembangan organ seks tertinggal.
·           Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang buruk.
·           Ketidakmampuan belajar.
·           Perkembangan motorik tertunda.
·           Kesulitan berbicara, biasanya baru bisa bicara setelah usia 2 tahun.
·           Masalah perilaku.
·           Gangguan tidur.
·           Skoliosis (kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang).
·           Rabun jauh (miopia).
·           Kulit lebih terang dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya.
·           Hypotonia.
 adalah Merendahnya tegangan (tonus) otot pada waktu istirahat, yang terjadi bila jalan yang menyampaikan rangsang dan kumparan otot ke alfa motoneuron rusak atau putus; dapat terjadi juga bila otot sendiri rusak, misalnya pada penyakit otot atau penyakit yang mengenai saraf tepi. sumber lain menjelaskan bahwa hipotonia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika berkurang nada otot rangka, dan juga berkurang ketahanan otot passive peregangan. Hipotonia biasanya terjadi pada saat kelahiran dan sering terlihat pada saat anak berusia enam bulan, jika tidak sebelumnya. Bayi yang baru lahir dan anak-anak muda yang menginap penyakit hipotonia parah sering digambarkan sebagai "floppy" atau seperti "boneka kain". Tanda-tanda spesifik dari hipotonia pada anak adalah sebagai berikut:
  1. Anak memiliki sedikit atau tidak adanya kontrol dari otot-otot leher, sehingga kepalanya cenderung untuk flop.
  2. Anak merasa lemas saat ketika dipegang, seolah-olah bisa dengan mudah menyelinap melalui tangan.
  3. Anak Tidak mampu menempatkan berat badan pada kaki atau otot bahu bayi.
  4. Anak memiliki Lengan dan kaki yang menggantung lurus ke bawah dari sisi, daripada membungkuk di siku, pinggul dan lutut.
  5. Anank menemukan mengisap dan menelan sulit, dan mungkin memiliki menangis lemah.
·         Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah kondisi pada pria dimana testis tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang memadai. Hipogonadisme bisa sialami sejal janin berkembang di perut, sebelum masa puber, atau saat dewasa. Hipogonadisme dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder. Pada hipogonadisme primer testis mengalami kelainan, kadar testoteron rendah disertai meningkatnya hormon gonadotropik. Kondisi ini disebut dengan hipogonadotropik-hipogonadisme.
Sementara pada hipogonadisme sekunder, kelenjar hipofisis di otak yang mengalami gangguan. Pada kasus ini kadar hormon testosteron dan hormon gonadotropik berada pada tingkat yang rendah. Kondisi ini disebut hipogonadisme-hipogonadotropik dan mengakibatkan beberapa penyakit kronis, seperti tumor hipofisis, penyakit-penyakit kritis, serta kondisi pascaradiasi.
·         Hypothyroidisme
Suatu keadaan kurangnya hormone tiroid yang diproduksi oleh kelenjar tiroid, yang berfungsi untuk mengatur metabolism tubuh.
2.5  Kebutuhan gizi sindrom prader willy
Anak dengan Prader Willi Syndrome diawali dengan adanya failure to thrive (gagal tumbuh) dan kemudian menjadi obesitas. Oleh karena itu, anak dengan Prader Willi Syndrome menggunakan diet rendah energi untuk mengurangi berat badan. Pada anak-anak membutuhkan energi sebesar 10 – 11 Kalori/cm tinggi badan untuk mempertahankan berat badan, sedangkan untuk menurunkan berat badan membutuhkan energi sebesar 8,5 Kalori/cm. Sedangkan pada usia remaja memerlukan energi sebesar 800 - 1200 Kalori atau sekitar 7 – 8 Kalori/cm tinggi badan untuk menurunkan berat badan dan 10 – 14 Kalori/cm untuk mempertahankan berat badan . Kebutuhan protein dan zat gizi pada anak dengan Prader Willi Syndrome sesuai dengan RDA berdasarkan usia anak tersebut. Meski demikian, perlu mengurangi semua lemak dan asupan energi atau mengikuti piramida makanan khusus untuk penderita Prader Willi Syndrome .
Kelompok sayuran berada pada dasar piramida dengan pemberian 6 – 8 porsi per hari. Sayur memiliki kandungan energi yang rendah, sehingga apabila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak tidak menghasilkan energi yang besar. Ini sesuai dengan diet pada anak dengan Prader Willi Syndrome, yaitu rendah energi.
 Kelompok makanan pokok dan buah berada pada nomor dua, dengan masing-masing porsi 3 - 5 dan 4 porsi per hari. Kelompok sumber protein (daging, ikan, kacang-kacangan, telur), susu dan produk olahannya berada pada urutan ketiga. Perlu diperhatikan kandungan lemak pada kelompok ini. Bila mengandung tinggi lemak maka perlu dibatasi. Selain itu, untuk produk susu perlu diperhatikan kandungan gula di dalamnya, karena makanan atau minuman yang tinggi gula juga dapat menghasilkan energi yang tinggi.
Bagian paling atas pada piramida yaitu lemak, minyak, dan permen. Penggunaan kelompok ini sangat sedikit, dikarenakan dapat menyumbangkan energi yang besar.Penggunaan modifikasi piramida makanan sebagai panduan untuk penurunan berat badan dan pemeliharaan dapat menjadi cara mudah untuk memastikan diet sehat dan bergizi untuk penderita Prader Willi Syndrome.
2.6  Neuro kognitif sindrom prader willy
Individu dengan PWS beresiko kesulitan belajar dan perhatian. Curfs dan Frym (1992) melakukan penelitian ke dalam derajat yang bervariasi dari ketidakmampuan belajar ditemukan dalam Prader Willi Syndrome (PWS). Hasilnya adalah sebagai berikut:
  • 5%: IQ diatas 85 (rata-rata kecerdasan rata-rata rendah)
  • 27%: IQ 70-85 (batas fungsi intelektual)
  • 34%: IQ 50 - 70 (cacat intelektual ringan)
  • 27%: IQ 35 - 50 (cacat intelektual moderat)
  • 5%: IQ 20 - 35 (cacat intelektual parah)
  • <1%: IQ <20 (cacat intelektual yang mendalam)
Cassidy menemukan bahwa 40% dari individu dengan PWS memiliki kecerdasan rata-rata batas / rendah, angka yang lebih tinggi daripada yang ditemukan dalam Curfs dan studi Frym itu (32%). Auditori informasi pengolahan dan pemrosesan sekuensial relatif miskin, seperti aritmatika dan keterampilan menulis, visual dan memori auditori jangka pendek dan rentang perhatian pendengaran. Ini kadang-kadang meningkatkan dengan usia, tetapi defisit di daerah-daerah tetap sepanjang masa dewasa.

2.7  Cara pemeriksaan penyakit sindrom prader willy
Dengan cara melakuan pemeriksaan neon hibridasi insitu (FISH / flouresence insitu hybridization). Adalah teknik yang digunakan untuk mendeteksi dan melokalisasi keberadaan atau ketiadaan spesifik DNA sekuens pada kromosom.
2.8 Pengobatan penyakit sindrom prader willy
Terapi hormon pertumbuhan dapat dilakukan untuk merangsang pertumbuhan, meningkatkan fungsi otot dan menurunkan lemak tubuh. Studi baru juga menunjukkan terapi hormon oksitosin dapat membantu mengurangi gejala sindrom Prader-Willi.
v  Contoh terapi hormon:
Testosterone replacement therapy (TRT) yang berbentuk suntikan, gel (AndroGel, Testim), koyo (Androderm) dan suplemen testosteron yang diminum secara oral.











BAB III
3.1    Simpulan
Sindrom prader willy adalah suatu gangguan genetik yang sangat langka, di mana tujuh gen (atau beberapa subset darinya) pada kromosom 15 yang hilang atau terpendam (kromosom 15q penghapusan parsial) pada kromosom ayah, dan gen OCA2. Anak-anak dengan sindrom ini akan dilahirkan dengan sakit-sakitan, memiliki kontrol otot yang lemah dan memiliki berat badan di bawah normal pada awalnya. PWS mempengaruhi sekitar 1 dalam 10.000 sampai 1 dalam 15.000 bayi baru lahir. Penyebab penyakit PWS adalah Hilangnya fungsi Hipotalmus, Hilangnya fungsi Kelenjar pituitary,  Hilangnya fungsi gen pada  bagian dari kromosom 15.
Cara pemeriksaan penyakit sindrom prader willy adalah dengan  melakuan pemeriksaan neon hibridasi insitu (FISH / flouresence insitu hybridization). Adalah teknik yang digunakan untuk mendeteksi dan melokalisasi keberadaan atau ketiadaan spesifik DNA sekuens pada kromosom. Pengobatan penyakit sindrom prader willy dengan cara terapi hormon pertumbuhan dapat dilakukan untuk merangsang pertumbuhan, meningkatkan fungsi otot dan menurunkan lemak tubuh. Studi baru juga menunjukkan terapi hormon oksitosin dapat membantu mengurangi gejala sindrom Prader-Willi.
3.2    Sumber
1.         McCandless SE: Clinical report-health supervision for children with Prader-Willi syndrome. Pediatr 2011, 127 (1): 195-204. Description: OpenURL
2.         Cassidy SB, Schwartz S, Miller JL, Driscoll DJ: Prader-Willi syndrome. Genet Med 2012.
3.         nternational Journal of Pediatric Endocrinology 2013, 2013: 14 doi: 10,1186 / 1687-9856-2013-14.
4.          2013 Emerick dan Vogt; lisensi BioMed Central Ltd